gadsdenriverfest – Timnas Indonesia U-17 kembali menarik perhatian menjelang Piala Dunia U-17 2025. Dari dua kali keikutsertaan, skuad Garuda Asia ternyata belum pernah bertemu dengan wakil dari benua Eropa. Fakta ini memunculkan anggapan bahwa Indonesia U-17 “alergi” menghadapi tim-tim Eropa di ajang paling bergengsi kelompok usia tersebut.
Pada Piala Dunia U-17 2023, Indonesia tergabung di Grup A bersama Maroko, Ekuador, dan Panama. Ketiganya berasal dari tiga konfederasi berbeda: Afrika, Amerika Selatan, dan Amerika Utara-Tengah. Saat itu, tim asuhan Bima Sakti bermain imbang 1-1 melawan Ekuador dan Panama, serta kalah 1-3 dari Maroko. Hasil tersebut membuat Indonesia gagal lolos dari fase grup, tetapi tetap mendapat apresiasi karena tampil kompetitif di turnamen perdana mereka.
Menariknya, situasi serupa kembali terjadi di Piala Dunia U-17 2025. Kali ini, Indonesia berada di Grup H bersama Brasil (Amerika Selatan), Zambia (Afrika), dan Honduras (Amerika Utara dan Tengah). Lagi-lagi, tidak ada lawan dari benua Eropa yang akan dihadapi oleh pasukan muda Garuda Asia.
NOVA ARIANTO TARGETKAN LOLOS GRUP MESKI TANPA BEBAN BERLEBIH
Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto, menegaskan bahwa timnya menatap turnamen dengan semangat tinggi. Ia berharap Zahaby Gholy dan rekan-rekan dapat menembus fase gugur atau 32 besar Piala Dunia U-17 2025. Meski begitu, Nova tidak ingin memberikan tekanan berlebihan kepada para pemain mudanya.
“Kalau target pribadi saya, semoga kita bisa lolos dari grup. Tapi saya tidak mau memberi beban berat kepada pemain,” ujar Nova Arianto kepada media pada Rabu, 15 Oktober 2025. Ia menambahkan bahwa pengalaman bermain di level dunia adalah kesempatan langka bagi pemain usia muda untuk berkembang secara mental dan teknis.
Nova juga menekankan pentingnya menikmati proses. Ia ingin para pemain tampil lepas dan menikmati atmosfer turnamen terbesar di kelompok usia mereka. Dengan komposisi pemain yang lebih matang dibanding edisi sebelumnya, peluang Indonesia untuk melangkah lebih jauh terbuka lebar. Keberhasilan lolos dari fase grup akan menjadi catatan bersejarah sekaligus bukti kemajuan sepak bola usia muda nasional.
“Baca juga : Nur Afifah Balqis, Koruptor Termuda yang Ditangkap di Mall 2022”
PSSI SIAPKAN LANGKAH ANTISIPASI UNTUK HADAPI TIM EROPA
PSSI tak tinggal diam menghadapi kemungkinan Timnas Indonesia U-17 bertemu tim asal Eropa di fase gugur Piala Dunia U-17 2025. Federasi sepak bola nasional itu menyiapkan strategi khusus melalui program pemusatan latihan (TC) di luar negeri sebagai langkah antisipasi.
Pada medio September 2025, Timnas Indonesia U-17 menjalani pemusatan latihan di Bulgaria. Dalam agenda tersebut, skuad Garuda Asia berkesempatan menghadapi sejumlah tim lokal dan satu negara Eropa Timur, yakni Timnas Makedonia Utara U-17. Laga itu menjadi ujian penting bagi anak asuh Nova Arianto untuk mengukur kekuatan mereka melawan karakter permainan khas Eropa.
Meski akhirnya kalah tipis 0-1 dari Makedonia Utara, pengalaman tersebut dinilai sangat berharga. Nova menyebut hasil bukan prioritas utama, melainkan proses pembelajaran untuk meningkatkan disiplin taktik dan daya tahan fisik pemain. Pertandingan uji coba itu juga menjadi tolok ukur kesiapan skuad dalam menghadapi tekanan dan tempo cepat yang biasa diperlihatkan tim-tim Eropa muda.
PERSIAPAN MATANG JELANG PIALA DUNIA U-17 2025
Selain Bulgaria, PSSI juga mengagendakan pemusatan latihan tambahan di Dubai. Langkah ini dilakukan agar pemain bisa beradaptasi dengan cuaca panas yang mirip dengan tuan rumah Piala Dunia U-17 2025. Program latihan di dua negara itu diharapkan memperkuat mental dan pemahaman taktik pemain muda Indonesia sebelum tampil di turnamen resmi.
Berdasarkan jadwal resmi FIFA, Timnas Indonesia U-17 akan membuka laga perdana Grup H melawan Zambia U-17 pada 4 November 2025. Setelah itu, mereka akan menghadapi Brasil pada 7 November dan Honduras pada 10 November 2025. Nova Arianto menargetkan timnya bisa mencuri poin penting di dua laga awal agar peluang lolos ke fase gugur tetap terbuka.
Dengan pengalaman internasional yang semakin luas dan dukungan penuh dari PSSI, harapan publik terhadap Garuda Asia semakin besar. Jika mampu tampil konsisten, Indonesia bukan hanya berpotensi menembus babak 32 besar, tetapi juga memperlihatkan kemajuan nyata sepak bola usia muda di level dunia.
“Baca juga : Pakar Sarankan Ganti Pertanyaan ‘Mau Jadi Apa?’ ke Anak”




Leave a Reply