gadsdenriverfest – Indonesia mencatat sejarah baru di ajang Asian Youth Games (AYG) 2025 dengan turut ambil bagian dalam cabang olahraga balap unta. Ajang ini berlangsung di Bahrain pada 22 hingga 31 Oktober 2025. Atlet muda Mohammad Al Fathih Abdillah menjadi perwakilan pertama Indonesia yang turun di nomor 500 meter sprint race individual. Partisipasi ini juga menjadi debut perdana cabang balap unta dalam sejarah penyelenggaraan AYG.
Kompetisi berlangsung di Equestrian Endurance Village, mempertemukan 17 pembalap muda terbaik dari seluruh Asia. Meski baru menekuni olahraga ini, Fathih mampu tampil kompetitif. Ia finis di posisi ke-11 dengan waktu satu menit enam detik. Capaian tersebut cukup membanggakan mengingat dominasi kuat negara-negara Timur Tengah yang telah lama menguasai olahraga tradisional tersebut.
Fathih Tampil Tangguh Meski Gunakan Unta Pinjaman
Fathih menghadapi tantangan besar selama berlaga di Bahrain. Tidak seperti peserta dari Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar yang membawa unta sendiri, Fathih harus menunggangi unta pinjaman dari panitia. Kondisi ini membuatnya tidak memiliki waktu untuk beradaptasi dengan hewan tunggangannya. “Kita tidak dikasih waktu untuk bonding dengan untanya. Sekali ketemu, langsung main,” ujar Fathih kepada wartawan saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (29/10/2025).
Meski demikian, Fathih tetap mampu mengimbangi kecepatan pembalap Timur Tengah yang sudah berpengalaman. Dua atlet Uni Emirat Arab, Mohammed Umair Al Rashedi dan Khalifa Alghfeli, meraih posisi pertama dan kedua dengan waktu 45 detik. Sementara M. Wasmi Sultan Al Balawi dari Arab Saudi finis ketiga dengan 48 detik.
Prestasi Fathih menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk bersaing dalam olahraga yang selama ini identik dengan negara-negara Timur Tengah. Keikutsertaan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Indonesia untuk mengembangkan olahraga balap unta dan memperluas partisipasi pada cabang non-tradisional di tingkat Asia.
“Baca juga : Pakar Sarankan Ganti Pertanyaan ‘Mau Jadi Apa?’ ke Anak”
Fathih Pindah dari Berkuda Memanah ke Balap Unta di AYG 2025
Perjalanan Mohammad Al Fathih Abdillah menuju cabang balap unta di Asian Youth Games (AYG) 2025 bukan hal yang mudah. Sebelumnya, Fathih dikenal sebagai atlet berkuda memanah, cabang olahraga yang menuntut keseimbangan dan fokus tinggi. Namun, kesempatan tampil di AYG menjadi momen penting untuk belajar dan memperluas pengalaman di arena baru.
“Pengalaman di AYG ini sangat berharga. Saya belajar banyak tentang unta, mulai dari cara merawat hingga menungganginya,” ujar Fathih. Ia mengakui bahwa berpindah dari kuda ke unta menuntut adaptasi besar, baik secara teknis maupun mental.
Balap unta memang memiliki karakteristik unik. Gerak tubuh unta yang lebih bergoyang membuat keseimbangan lebih sulit dijaga. “Kalau di kuda kita harus pegangan supaya tidak jatuh, tapi kalau di unta justru tidak boleh pegangan,” kata Fathih. Adaptasi itu menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi atlet yang baru pertama kali menjajal arena balap unta internasional.
Tantangan dan Harapan Pengembangan Balap Unta di Indonesia
Kendala lain yang dihadapi Fathih adalah belum adanya fasilitas latihan balap unta di Indonesia. Jenis unta balapan berbeda dari unta wisata yang umumnya digunakan di daerah wisata seperti Bromo atau Pantai Parangtritis. Hal ini membuat proses latihan menjadi terbatas dan bergantung pada kesempatan uji coba di luar negeri.
Pelatih tim Indonesia di AYG 2025, Wahyu Setiawan, mengungkapkan bahwa Fathih juga sempat belajar dari pelatih negara lain selama di Bahrain. “Unta balapan perlu latihan dan perawatan khusus. Fathih banyak belajar langsung dari para pelatih profesional Timur Tengah,” jelasnya.
Meski belum meraih podium, hasil finis ke-11 dianggap pencapaian besar bagi debut Indonesia di ajang ini. Wahyu menilai hasil tersebut menjadi awal yang positif untuk pengembangan balap unta nasional. “Kami bersyukur dengan hasil ini. Dari 17 peserta, Fathih bisa bersaing di tengah-tengah klasemen, dan itu luar biasa,” ujarnya.
Ke depan, Pusat Pelatihan Nasional diharapkan dapat menyediakan fasilitas dan akses bagi atlet muda Indonesia yang tertarik menekuni balap unta. Langkah ini akan membuka peluang baru bagi Indonesia untuk bersaing di cabang non-tradisional Asia dan memperkuat posisi dalam olahraga eksotis yang kini mulai populer secara global.
“Baca juga : 15 Ribu Kendaraan Ikut Mogok Nasional Demo Zero ODOL Hari Ini”




Leave a Reply