gadsdenriverfest – Dubes Osmane bilateral antara Aljazair dan Indonesia menunjukkan perkembangan positif di tengah perubahan global yang dinamis. Kedua negara melihat peluang besar dalam memperkuat kerja sama di sektor energi, pertanian, dan industri. Sejak hubungan diplomatik terjalin pada 1963, kolaborasi kini berkembang menjadi lebih produktif dan saling menguntungkan, terutama dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan mengurangi ketergantungan pada pasar luar negeri.
Pada Selasa (3/11/2025), Duta Besar Aljazair untuk Indonesia, Osmane Abdelouahab, menegaskan bahwa kemitraan ini tidak hanya dibangun atas dasar kepentingan ekonomi, tetapi juga nilai solidaritas dan persaudaraan yang berakar sejak masa perjuangan kemerdekaan. Pidato tersebut disampaikan dalam Peringatan ke-71 Tahun Hari Revolusi Aljazair di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Selatan. Momentum ini tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga menjadi dorongan untuk memperkuat kolaborasi strategis kedua negara.
Dubes Osmane: Indonesia Punya Peran Strategis dalam Investasi dan Energi
Dalam sambutannya, Dubes Osmane menyampaikan bahwa sejumlah perusahaan Indonesia, seperti Pertamina dan Pupuk Indonesia, menunjukkan minat kuat untuk berinvestasi di Aljazair. Investasi ini mencakup sektor energi, pertambangan, pertanian, dan industri. “Aljazair mendukung penuh kehadiran perusahaan Indonesia demi kemajuan bersama,” ujar Osmane.
Selain itu, Aljazair membuka peluang lebih luas bagi kerja sama teknologi, ketahanan pangan, dan pengembangan sumber daya manusia. Kolaborasi ini dinilai penting untuk menghadapi tantangan global seperti transisi energi dan ketidakpastian ekonomi dunia. Ke depan, kedua negara diharapkan mampu membentuk kemitraan strategis yang tidak hanya fokus pada perdagangan, tetapi juga transfer teknologi dan penguatan kapasitas industri nasional.
“Baca juga : Nur Afifah Balqis, Koruptor Termuda yang Ditangkap di Mall 2022”
Tegaskan Fondasi Historis Kemitraan Aljazair-Indonesia
Duta Besar Aljazair untuk Indonesia, Osmane Abdelouahab, menekankan bahwa hubungan historis menjadi fondasi kuat kemitraan strategis kedua negara. Hubungan ini tidak hanya simbol persahabatan, tetapi juga menjadi jembatan kerja sama lintas negara di berbagai sektor. Menurut Osmane, Aljazair dan Indonesia memiliki ikatan sejarah yang tak terpisahkan, karena keduanya pernah berjuang melawan kolonialisme.
Ia menjelaskan, semangat perjuangan ini berakar dari keputusan mendiang Presiden Soekarno yang mengundang Front Pembebasan Nasional (FLN) Aljazair ke Indonesia. “Enam bulan setelah pecahnya perang pembebasan, Aljazair mendapatkan dukungan melalui Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955. Kami tidak akan pernah melupakan solidaritas ini terhadap perjuangan Aljazair,” ujarnya. Dukungan Indonesia saat itu menjadi tonggak awal persahabatan yang berlanjut hingga hari ini.
Warisan Sejarah Jadi Landasan Kerja Sama Strategis Masa Depan
Menurut Dubes Osmane, ikatan historis ini mendorong kerja sama di berbagai bidang, termasuk pertahanan, energi, pertanian, dan industri. Solidaritas yang terjalin sejak era kemerdekaan membentuk pondasi untuk kemitraan ekonomi, teknologi, dan pendidikan yang saling menguatkan. Hal ini menjadi penting di tengah dinamika global dan kebutuhan sektor strategis di era modern.
Lebih lanjut, hubungan diplomatik ini membuka peluang investasi bagi perusahaan Indonesia di Aljazair, sekaligus memperkuat posisi kedua negara dalam forum internasional. Kerja sama lintas sektor diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, penguatan industri domestik, dan kapasitas sumber daya manusia. Dengan semangat solidaritas dan sejarah bersama, kedua bangsa berkomitmen meneruskan warisan diplomatik menuju kemajuan dan kesejahteraan bersama.
“Baca juga : Pakar Sarankan Ganti Pertanyaan ‘Mau Jadi Apa?’ ke Anak”




Leave a Reply